SLOW LEARNING
Slow learning yaitu suatu istilah
nonteknis yang dengan berbagai cara dikenakan pada anak-anak yang sedikit
terbelakang secara mental, atau yang berkembang lebih lambat daripada kecepatan
normal
Namun secara garis besar lamban
belajar (slow learning) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit
di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa hal mereka
mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan
adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan tunagrahita,
lebih lamban dibanding dengan yang normal. Mereka butuh waktu yang lebih lama
dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non
akademik, sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak dengan SL (slow
learning) memiliki ciri fisik normal. Tapi saat di sekolah mereka sulit
menangkap materi, responnya lambat, dan kosa kata juga kurang, sehingga saat
diajak berbicara kurang jelas maksudnya atau sulit nyambung. Dari sisi
perilaku, mereka cenderung pendiam dan pemalu, dan mereka kesulitan untuk
berteman. Anak-anak lambat belajar (slow learning) ini juga cenderung kurang
percaya diri. Kemampuan berpikir abstraknya lebih rendah dibandingkan dengan
anak pada umumnya.
Sebagai calon guru, tentu diharapkan memiliki pemahaman dan kepekaan terhadap
kondisi masing – masing siswa sebagai muridnya. Perkembangan dan kemajuan
belajarnya, yang dapat dideteksi setiap saat selama proses kegiatan
pembelajaran di sekolah berlangsung. Di sini peran guru, khususnya guru kelas
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Umumnya guru
memilki catatan atau rekaman tentang perkembangan masing – masing siswa,
bagaimana kondisinya dan kebutuhan apa yang diperlukan, terlebih untuk anak –
anak berkebutuhan khusus. Maka untuk mengenali hal itu saya ingin
mengetahui salah satu kelainan mengenai klien saya
yang menderita kesulitan dan lambat dalam belajar.
A. PROFIL / IDENTITAS
![](file:///C:\Users\ADMINI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Nama klien : YD
Usia : 16 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
yd adalah seorang pelajar yang bersekolah di salah satu sekolah menengah pertama swasta di tawangmangu,
lahir 04 September 1999, jadi sekarang dia berusia 16 tahun. Dia
anak ke 2 dari 2 (dua)
bersaudara. Pekerjaan ayahnya sebagai petani dan ibunya sebagai ibu rumah
tangga. yd tinggal
bersama ibu nya.
B. PERMASALAHAN
1. Slow learning (kasus)?
2. Faktor dan Permasalahan yang sering muncul pada klien?
B. PERMASALAHAN
1. Slow learning (kasus)?
2. Faktor dan Permasalahan yang sering muncul pada klien?
Slow learning yaitu suatu istilah nonteknis yang dengan berbagai cara dikenakan pada anak-anak yang sedikit terbelakang secara mental, atau yang berkembang lebih lambat daripada kecepatan normal
Namun secara garis besar lamban
belajar (slow learning) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit
di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa hal mereka
mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan
adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan tunagrahita,
lebih lamban dibanding dengan yang normal. Mereka butuh waktu yang lebih lama
dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non
akademik, sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak dengan SL (slow
learning) memiliki ciri fisik normal. Tapi saat di sekolah mereka sulit menangkap
materi, responnya lambat, dan kosa kata juga kurang, sehingga saat diajak
berbicara kurang jelas maksudnya atau sulit nyambung. Dari sisi perilaku,
mereka cenderung pendiam dan pemalu, dan mereka kesulitan untuk berteman.
Anak-anak lambat belajar (slow learning) ini juga cenderung kurang percaya
diri. Kemampuan berpikir abstraknya lebih rendah dibandingkan dengan anak pada
umumnya. YD lahir normal Pertumbuhan dan
perkembangan pun sekilas sama dengan anak
anak seusianya, dari pengamatan saya dia hanya lemah dalam berfikir. Sehingga dia tinggal kelas selama 3 tahun.
Dia juga kurang berkomunikasi dengan temanya. Dan temanya sering kali
mengolok-olok. dia sudah tidak nyaman lagi dengan keadaan di sekolahnya
.
Keterbatasan dan daya kemampuannya miliki
menimbulkan munculnya berbagai
Dampak masalah, yaitu :
• Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari – hari
Masalah ini berkaitan dengan kesehatan dan pemeliharaan diri sendiri. Kondisi keterbatasan pada saat belajar, yang belum bisa secepat temanya. Keadaan itu diharapkan dalam program penanganan memprioritaskan bimbingan dan latihan ketrampilan aktifitas kehidupan sehari – hari terutama daya fikirnya yang lambat
Dampak masalah, yaitu :
• Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari – hari
Masalah ini berkaitan dengan kesehatan dan pemeliharaan diri sendiri. Kondisi keterbatasan pada saat belajar, yang belum bisa secepat temanya. Keadaan itu diharapkan dalam program penanganan memprioritaskan bimbingan dan latihan ketrampilan aktifitas kehidupan sehari – hari terutama daya fikirnya yang lambat
• Masalah penyesuaian diri
Kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan dipengaruhi beberapa faktor salah satunya kecerdasan. Dalam hal ini dia merupakan siswa yang termasuk kecerdasan rendah jadi menimbulkan kecenderungan diisolir oleh masyarakat
Kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan dipengaruhi beberapa faktor salah satunya kecerdasan. Dalam hal ini dia merupakan siswa yang termasuk kecerdasan rendah jadi menimbulkan kecenderungan diisolir oleh masyarakat
di bawah ini
adalah ciri ciri masalah yd yang saya amati
a. Memiliki kesulitan dalam melakukan perintah
yang bertahap.
b. Tidak memiliki tujuan dalam menjalani kehidupannya
c. Memiliki berbagai kesulitan
internal seperti; keterampilan mengorganisasikan, kesulitan belajar, dan menyimpulkan infromasi.
d Memiliki skor yang rendah dengan konsisten
dalam beberapa tes.
e. Memiliki pandangan mengenai dirinya
yang buruk.
f Mengerjakan segalanya secara lambat.
g. Lambat dalam penguasaan terhadap sesuatu
Faktor penyebabnya adalah:
Slow learner memiliki
hubungan yang sangat erat dengan IQ, maka terdapat dua faktor yang
mempengaruhinya :
1. Faktor Internal
·
Genetik / Hereditas
Berdasarkan 111 penelitian yang
diidentifikasi dalam suatu survei pustaka dunia tentang persamaan inteligensi
dalam keluarga (Atkinson, dkk, 1983, h. 133), terdapat korelasi antara IQ
orangtua dan anaknya. Semakin tinggi proporsi gen yang serupa pada dua anggota
keluarga, semakin tinggi korelasi rata-rata IQ mereka.
·
Biokimia
Disebabkan oleh zat – zat yang dapat
merusak otak, misalnya : zat pewarna pada makanan, pencemaran lingkungan, gizi
yang tidak memadai, dan pengaruh – pengaruh psikologis dan sosial yang
merugikan perkembangan anak.
2. Faktor Eksternal
·
Lingkungan
Efek lingkungan yang berbeda
terhadap IQ, berdasarkan penelitian yang dilakukan Beyley bahwa status sosial –
ekonomi keluarga mempengaruhi IQ anak (Atkinson, dkk, 1983, h. 137).
Disimpulkan bahwa, individu dapat memiliki IQ sekitar 65 jika dibesarkan di
lingkungan miskin, tetapi dapat memiliki IQ lebih dari 100 jika dibesarkan di
lingkungan sedang atau kaya. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa kondisi
keluarga mempengaruhi bagaimana keluarga mengasuh anak mereka.
·
Strategi Pembelajaran
Penyebab utama problem anak lamban
belajar (slow learner) berupa strategi pembelajaran yang salah atau tidak
tepat, pengelolaan kegiatan pembelajaran yang tidak membangkitkan motivasi
belajar anak dan pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat.
SOLUSI
Anak slow-learner mungkin merupakan
cobaan berat bagi seorang guru. Keadaan anak yang memang tidak memungkinkan
untuk memuaskan seorang guru lewat prestasi belajar, membuatnya perlu
diperhatikan dan dibimbing dengan caranya sendiri. Tiga dari lima siswa yang
dibimbing seorang guru bisa merupakan anak slow-learner, maka pengetahuan yang
memadai mengenai bagaimana cara yang tepat untuk mengakomodasi mereka sangat
diperlukan. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membantu dalam menghadapi anak slow-learner
1. Pahami bahwa anak membutuhkan
lebih banyak pengulangan, 3 sampai 5 kali, untuk memahami suatu materi daripada anak lain dengan kemampuan
rata-rata. Maka, dibutuhkan penguatan kembali melalui aktivitas praktek dan yang
familiar, yang dapat membantu proses generalisasi.
2. Anak slow-learner yang tidak
berprestasi dalam akademik dasar dapat memperoleh manfaat melalui kegiatan
tutorial di sekolah atau privat. Tujuan tutorial bukanlah untuk menaikkan
prestasinya, tetapi membantunya untuk optimis terhadap kemampuannya dan
menghadapkannya pada harapan yang realistik dan dapat dicapainya.
3.Adalah masuk akal dan dapat dibenarkan untuk
memberi mereka kelas yang lebih singkat dan tugas yang lebih sederhana.
4.Berusahalah untuk membantu anak membangun
pemahaman dasar mengenai konsep baru daripada menuntut mereka menghafal materi
dan fakta yang tidak berarti bagi mereka.
5. Gunakan demonstrasi dan petunjuk
visual sebanyak mungkin. Jangan membingungkan mereka dengan terlalu banyak
verbalisasi. Pendekatan multisensori juga dapat sangat membantu.
6. Jangan memaksa anak bersaing
dengan anak dengan kemampuan yang lebih tinggi. Adakan sedikit persaingan dalam
program akademik yang tidak akan menyebabkan sikap negatif dan pemberontakan
terhadap proses belajar. Belajar dengan kerjasama dapat mengoptimalkan
pembelajaran, baik bagi anak yang berprestasi atau tidak, ketika pemebelajaran
tersebut mendukung interaksi sosial yang tepat dalam kelompok yang heterogen.
7. Konsep yang sederhana yang
diberikan pada anak pada permulaan unit instruksial dapat membantu penguasaan
materi selanjutnya. Maka, dibutuhkan beberapa modifikasi di kelas.
8. Anak sebaiknya diberi tugas,
terutama dalam pelajaran sosial dan ilmu alam, yang terstruktur dan konkret.
Proyek-proyek besar yang membutuhkan matangnya kemampuan organisasional dan
kemampuan konseptual sebaiknya dikurangi, atau secara substansial dimodifikasi,
disesuaikan dengan kemampuannya. Dalam kerja kelompok, slow-learner dapat
ditugaskan untuk bertanggung jawab pada bagian yang konkret, sedang anak lain
dapat mengambil tanggung jawab pada komponen yang lebih abstrak.
Dengan dilaksanakannya pendidikan terpadu bagi anak yang
berkebutuhan khusus dengan kontinum layanan pendidikan, sebagaimana diuraikan
di atas, berarti program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus harus
dilaksana-kan dengan menggunakan pendekatan tim. dalam
pendekatan tim perlu ada kejelasan tanggung jawab di antara. personel dan staf
sekolah yang terlibat dalam penanganan peserta didik berkebutuhan khusus. Oleh
karena itu kerjasama merupakan hal yang esensial. Salah satu anggota tim
yang menangani peserta didik berkebutuhan khusus tersebut adalah konselor. Seperti halnya YD yang
mengalami rendahnya IQ, jelas dia
memiliki keterbatasan pada daya fikirnya yang lemah, tetapi dia juga memiliki potensi
kemampuan intelektual yang tidak berbeda dengan anak normal, maka untuk dapat
berprestasi sesuai kapasitas intelektualnya diperlukan layanan pendidikan yang sesuai denganya. Dengan
dipenuhinya kebutuhan itu maka dia akan dapat berprestasi sesuai dengan
kapasitas intelektualnya dan mampu berkompetensi dengan anak normal.
Kesimpulan
Anak slow learning merupakan satu istilah umum yang menyatukan berbagai jenis kekhususan atau kelainan. YD adalah anak yang mengalami kelemahan dalam daya fikir atau kecerdasanya atau disebut slow learning, maka dukungan orangtua dorongan dan bantuan orangtua erat hubungannya dengan hasil belajar yd yang lambat. Bila dalam mengulangi apa yang dipelajari di sekolah, orangtua bekerja sama dengan guru dalam memberikan metode dan pengarahan yang sama, tentu akan diperoleh hasil yang lebih baik. Bila memungkinkan, orangtua dapat meminta izin untuk mengamati proses belajar mengajar di sekolah.
Anak slow learning merupakan satu istilah umum yang menyatukan berbagai jenis kekhususan atau kelainan. YD adalah anak yang mengalami kelemahan dalam daya fikir atau kecerdasanya atau disebut slow learning, maka dukungan orangtua dorongan dan bantuan orangtua erat hubungannya dengan hasil belajar yd yang lambat. Bila dalam mengulangi apa yang dipelajari di sekolah, orangtua bekerja sama dengan guru dalam memberikan metode dan pengarahan yang sama, tentu akan diperoleh hasil yang lebih baik. Bila memungkinkan, orangtua dapat meminta izin untuk mengamati proses belajar mengajar di sekolah.
Saran
Tentunya dalam penulisan laporan hasil observasi ini masih banyak kekurangan.maka,
saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini,
karena kesempurnaan hanya milik Tuhan dan kita manusia selalu diberi
kekurangan, terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar